Visitor

Tampilkan postingan dengan label Mengajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mengajar. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Mei 2014

Buku Tentang Implementasi dan Peniaian Dalam Kurikulum 2013

1] Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013

kebijakan perubahan kurikulum meurpakan #politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelakasanaannya sering kali dipolitisasi untuk kepentingan kekuasaan. di sekolah : #guru, #Kepala_sekolah, Pengawas dan peserta didik sangat berkepntingan dan akan terkena dampaknya secara langsung setiap perubahan kurikulum, termasuk kurikulum 2013.

oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan kurikulum 2013, sehingga dalam implementasinya tidak terjadi kesalahpahaman, dan kesalahan dalam menafsirkan ide-ide baru dikembangkan. pemahaman tersebut dapat dimiliki dan digalai dalam buku ini.


 

2] Penilaian Autentik: (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis

Buku yang khusus membahas tentang penilaian secara komprehensif dengan pendekatan praktis. Artinya pembahasan dilakukan sepraktis mungkin sesuai dengan kebutuhan guru di lapangan dengan disertai contoh - contoh instrumen penilaian yang aplikatif. Dengan demikian, memudahkan pembaca untuk memahami dan mencerna sekaligus menerapkan penilaian autentik dalam menjalankan tugas keprofesionalan sebagai guru sebagaimana ditekankan dalam kurikulum 2013. Tanpa bermaksud "menggurui" kehadiran buku ini menjadi salah satu bahan bagi guru, kepala sekolah, pengawas, calon guru, dan masyarakat yang mencintai dunia pendidikan dalam mendalami dan meningkatkan keterampilan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik secara profesional.

Buku ini memadukan pendekatan teoretis dan praktis dengan contoh - contoh instrumen penilaian yang bisa dijadikan model oleh guru di lapangan. Dengan pengalaman penulis sebagai guru dan kini menjadi widyaiswara serta dosen menjadikan isi buku ini lebih komprehensif memadukan antara teoretis dan praktis. Penulis sebagai alumni Doktor Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan dosen memperkuat teori-teori penilaian dalam buku ini. Sedangkan pengalaman sebagai guru dan kini sebagai widyaiswara di LPMP DKI Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang selalu berinteraksi dengan guru, kepala sekolah dan pengawas dalam kegiatan pelatihan memperkuat hal-hal praktis dalam buku ini. 


3] Buku Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013
4] Buku Panduan Lengkap Kurikulum Tematik Untuk SD/MI

5] Panduan Kurikulum 2013 - Sebuah Inovasi Struktru Kurikulum Penunjang Masa Depan
INFO PEMESANAN KLIK ZAAD AGENCY

Sabtu, 14 April 2012

Prinsip-prinsip Mengajar yang Efektif

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mursel yaitu:
a. Konteks
Belajar, sebagian besar tergantun pada konteks belajar itu sendiri. Situasi promblematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang aktif, justru karena tujuan itu sendiri. Hendaknya tugas itu dinaytakan dalam kerangka suatu konteks yang sifatnya konkret, dapat ditiru dan dapat dilaksanakan dengan teratur. Selain itu , tugas tersebut harus dapat memberikan dorongan seluas-luasnya untuk berekspreimentasi, bereksplorasi, dan daya penentu. Tugas tersebut dapat juga mengarah kepada penguasaan melalui pengertian dan pemahaman serta dapat memungkinkan transfer dari dan ke pihak lain.
b. Fokus
Proses pembelajaran perglu diorganisasikan dengan bahan ajar. Di samping itu pembelajaran yang penuh makna dan efektif harus diorganiasikan di sekitar suatu fokus. Pengajaran akan berhasil dengan menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pemmbelajaran lebih meningkat.
Untuk mencapat pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri baik, berikut ini:

- Memobilisasi tujuan
- Member bentuk dan uniformitas pada belajar
- Mengorganisasi belajar sebagai suatu eskplorasi dan penemuan
c. Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kerja kelompok, diskusi dan sebagainya. Mereka bertanggung jawa bersama dalam proses pepecahan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran dan komentar mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut dan berusahan memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektivitas belajar sebagian besar tergantung pada kerangka social tempat belajar itu sangatlah berlaku. Di sini berlaku prinsip pengajaran sosialisasi. Kondisi social pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di kelas itu.
d. Individualisasi
Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan taraf kesanggupan siswa dan merangsannya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya. Belajar dengan penuh makna harus dilaksanakan sesuai dengan bakat dan kesanggupan serta dengan tujuan siswa sendiri, dan dengan prosesdur eksperimental yang berlaku. Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Belajar memang harus merupakan persoalan individual, tetapi sejauh mana perbedaan cara belajar itu dari yang dilakukan oleh individu lain, hal ini perlu diketahui.
e. Urutan
Belajar sebagai gejala tersendiri dan pada mengorganisasikannya dengan tetap berdasarkan prinsip konteks, fokaliasi, sosialisasi, dan individualisasi. Namun demikian, guru juga harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktu dan urutannya. Untuk mencari gari yang memisahkan belajar yang tersendiri dari rangkaian proses belajar adalah merupakan suatu abstraksi. Tidak mungkin unit pelajaran yang satu terpisah dengan unit-unit lain. Atau beberapa unit terpisah dari keseluruhan pelajaran itu. Bila hendak mencapai belajr yang ontentik, organisasi rangkaian atau urutan dari belajar dengan penuh makna harus dengan sendirinya bermakna pula.
f. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar maka evaluasi harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha belajar yang efektif dan sukses ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengenai pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajara sebagai unsure integral di dalam organiasi belajar yang wajar. [157-160]